Ngelanjutin cerita yang kemarin.. Besoknya saya ke IGD di RS Mayapada. Ternyata bukan retak saudara-saudara, tapi patah. Tepatnya di tulang Metacarpal 3 dan 4. Patahannya runcing pula.. untung nggak menyebabkan luka dalam yang cukup serius.
Lalu disarankan oleh dokternya untuk segera operasi, agar dapat dipasang plat. Tapi karena lagi musim pandemi Covid-19 begini, dan berhubung RS Mayapada Kuningan adalah RS bebas Covid-19, maka sebelum lanjut dirawat (inap) saya harus ditest terlebih dahulu mulai dari Rapid, PCR Swab, sampai CT Scan. Kalau hasilnya negatif bisa lanjut, tapi kalo hasilnya positif harus ditransfer ke rumah sakit lain misalnya Mayapada Lebak Bulus yang memang rujukan Covid-19.
Nunggu hasilnya lamaaaaaa banget. Selama menunggu itu saya diisolasi di ruangan khusus sendirian, mulai dari sekitar jam 12 siang, sampai jam 8 malam (!). Sempat putus asa mau pulang aja, tapi kata dokternya sabar, daripada bolak-balik sebentar lagi hasilnya keluar. Sampai akhirnya hasil tes keluar dan Alhamdulillah saya negatif Covid-19 yang artinya malam itu bisa lanjut rawat inap, dan direncanakan operasi besoknya.
Keesokan harinya, Selasa 8 Desember 2020, wajah masih bengkak gara-gara alergi obat anti nyeri yang kemarin dikasih di IGD. Baru tau ternyata saya alergi terhadap obat yang namanya Ketorolac. Alerginya menyebabkan hampir seluruh wajah, terutama mata, bengkak. Dokternya pun dari kemarin sampai berkali-kali nanya “sesak napas gak??” karena dikhawatirkan bengkaknya dapat menutup saluran nafas, tapi syukurnya gak sampe sesak napas walaupun tenggorokan udah mulai gatal-gatal dan mulut terasa gak nyaman. Roti yang dikirimin isteri saya keliatannya enak banget, roti isi full coklat dan keju, tapi pas dikunyah hampir gak berasa apa-apa mungkin karena lidah pun terasa panas/kebas.
Pas jam 3 sore saya dibawa ke ruang operasi yang dingiiin.. begitu masuk sempat langsung nanya sama dokternya, “berarti ntar tiap lewat metal detector bunyi dong, dok?” dan jawaban yang saya inget dia bilang “Harusnya ngga.. kita pasang yang titanium”. Kayaknya ngga sampai 5 menit saya sadar di ruangan itu, karena setelah jawaban dari dokter tadi saya udah ngga ingat apa-apa efek bius total.
Lalu pas saya terbangun, masih di ruangan operasi, dan langsung muntah-muntah. Beberapa menit kemudian dibawa kembali ke kamar, dan dalam perjalanan saya tanya ke suster yang dorong bed-nya, “jam berapa ini suster..?” saya kaget pas dia jawab “hampir jam 8 malam, pak” WHAAAA… lama amat operasinya ya bre?