Monthly Archives: May 2007

Menyembunyikan Removable Drive Icon Pada Desktop Ubuntu

Akhirnya hari ini berhasil menginstall Ubuntu 7.04 (Feisty). Ternyata emang sedikit beda dari versi-versi sebelumnya. Ubuntu yang skarang tampilannya sedikit ‘glass look’. Bening.

Tapi setelah nginstall aku agak terganggu dengan icon removable drive (sebenernya bukan removable drive, tapi partisi windows) yang ada di desktop. Aku lebih seneng tampilan desktop yang bersih dari icon2. Yang jadi masalah, ubuntu nggak menyediakan option untuk menghilangkan icon2 itu.. Jadi, kita harus sedikit ngotak-ngatik pake ‘registry editor’ punya ubuntu (aku baru tau ternyata di linux ada ‘registry editor’-nya juga) yang namanya gconf-editor.

Untuk memulai gconf-editor, tekan Alt+F2 sehingga akan tampil run dialog. Ketik aja gconf-editor kemudian tekan Enter. sekarang, browse dan cari key ini:

apps nautilus desktop

Di sebelah kanan kamu akan menemukan key yang namanya volumes_visible. hilangkan aja checkbox-nya, dan icon2 tadi pun akan hilang dari desktop. Semoga bermanfaat.

Keep It Simple Solution

Seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah, dan walaupun masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit.

Kasus 1 Salah satu dari kasus yang ada adalah kasus kotak sabun yang kosong, yang terjadi di salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar di Jepang. Perusahaan tersebut menerima keluhan dari pelanggan yang mengatakan bahwa ia telah membeli kotak sabun (terbuat dari bahan kertas) kosong.

Dengan segera pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke bagian pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah dipak ke departemen pengiriman. Karena suatu alasan, ada satu kotak sabun yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong. Tim manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan segera, para teknisi bekerja keras untuk membuat sebuah mesin sinar X dengan monitor resolusi tinggi yang dioperasikan oleh dua orang untuk melihat semua kotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan bahwa kotak tersebut tidak kosong.

Tak diragukan lagi, mereka bekerja keras dan cepat tetapi biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Tetapi saat ada seorang karyawan di sebuah perusahaan kecil dihadapkan pada permasalahan yang sama, ia tidak berpikir tentang hal-hal yang rumit, tetapi ia muncul dengan solusi yang berbeda. Ia membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke garis pengepakan.

Ia menyalakan kipas angin tersebut, dan setiap ada kotak sabun yang melewati kipas angin tersebut, kipas tersebut meniup kotak sabun yang kosong keluar dari jalur pengepakan, karena kotak sabun terbuat dari bahan kertas yang ringan.

Kasus 2 Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan bahwa pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol, karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena. Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu dekade dan 12 juta dolar. Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan-keadaan seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius.

Dan apakah yang dilakukan para orang Rusia? Mereka menggunakan pensil!

Kasus 3 Suatu hari, pemilik apartemen menerima komplain dari pelanggannya. Para pelanggan mulai merasa waktu tunggu mereka di pintu lift terasa lama seiring bertambahnya penghuni di apartemen itu. Dia (pemilik) mengundang sejumlah pakar untuk memecahkan masalah ini. Satu pakar menyarankan agar menambah jumlah lift. Tentu, dengan bertambahnya lift, waktu tunggu jadi berkurang. Pakar lain meminta pemilik untuk mengganti lift yang lebih cepat, dengan asumsi, semakin cepat orang terlayani. Kedua saran tadi tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Tetapi, satu pakar lain hanya menyarankan satu hal, “Inti dari keluhan pelanggan anda adalah mereka merasa lama menunggu”.

Pakar tadi hanya menyarankan untuk menginvestasikan kaca cermin di depan lift, agar pelanggan teralihkan perhatiannya dari pekerjaan “menunggu” dan merasa “tidak menunggu lift”.

Moral cerita ini adalah sebuah filosofi yang disebut KISS (Keep It Simple Solution), yaitu selalu mencari solusi yang sederhana, sehingga bahkan orang bodoh sekalipun dapat melakukannya. Cobalah menyusun solusi yang paling sederhana dan memungkinkan untuk memecahkan masalah yang ada. Maka dari itu, kita harus belajar untuk fokus pada solusi daripada pada berfokus pada masalah. *repost from Cetivasi

IP-Adresse Konfigurieren

Keliatannya sepele, tapi ada kalanya kita pengen konfig ip address di linux secara manual dengan cara langsung mengedit file konfigurasi network/IP. Nah masalahnya, file konfigurasi ip di masing-masing keluarga distro path dan nama filenya bisa berbeda.

Berikut ini adalah letak dan nama file konfigurasi jaringan pada keluarga distro yang umum digunakan;

  • Debian Linux: /etc/network/interfaces
  • Slackware Linux: /etc/rc.d/rc.inet1
  • RedHat Linux: /etc/sysconfig/networking/devices/ifcfg-eth0
  • Fedora Core: /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth0
  • SuSE Linux: /etc/sysconfig/network/ifcfg-eth0

Semoga bermanfaat

Jakarta Pagi Ini

Pagi dingin gak ada sinar mentari
Dan langitpun terlihat gelap mendung datang lagi
Dan aku berdiri diatas gedung yang tinggi
Memandang ramainya Jakarta menyambut pagi ini

Aku disini .. sendiri
Aku disini .. oh sepi
Mengapa aku disini ..
Jakarta pagi ini

Pagi sunyi gak ada burung bernyanyi
Putih embunpun kini telah terkontaminasi
Aku seperti terbang gak memijak bumi
Diantara merahnya emosi Jakarta yang semakin ternodai

Aku disini
Walau apa yg terjadi sampai aku mati
Tempatku bukan disini .. Jakarta pagi ini
Aku disini .. sendiri
Aku disini .. oh sepi
Tempatku bukan disini .. Jakarta pagi ini