Berawal dari rasa penasaran kok situs penyedia film 300mbunited.com cepet banget loading tiap page-nya, saya pun akhirnya.. jadi iri hehe.
Saya lihat di source page ternyata situs itu berbasiskan WordPress dan menggunakan plugin W3 Total Cache. Pengalaman saya menggunakan plugin itu sih justru bikin blog saya makin lambat kurang lebih 1-3 detik.
Lalu saya mencari cara lain kira-kira apa yang bisa dilakukan untuk mempercepat loading page, dan ini dia yang saya lakukan;
HTTP Keep-Alive
Dengan mengaktifkan keep-alive akan membuat web server terasa lebih responsif dan menurunkan beban CPU, karena client dan server tidak perlu terus-terusan melakukan SYN / ACK dan menunggu respon. Tapi sebaiknya gunakan nilai time out / idle yang rendah agar tidak menghabiskan resource memory. Pada Lighttpd (/etc/lighttpd/lighttpd.conf) konfigurasinya seperti ini;
server.max-keep-alive-requests = 16
server.max-keep-alive-idle = 30
server.max-read-idle = 60
server.max-write-idle = 360
Install eAccelerator
eAccelerator adalah PHP accelerator – optimizer opensource dan gratis. Dengan menggunakan eAccelerator maka PHP scripts akan di-cache dalam keadaan sudah terkompilasi (HTML), sehingga proses kompilasi script PHP yang memakan waktu tidak perlu lagi dialami oleh client (browser). eAccelerator juga mengoptimasi scripts untuk mempercepat proses eksekusinya. Pada umumnya dengan menggunakan metode ini server load akan berkurang dan mempercepat PHP scripts 1 sampai 10 kali lipat. Release terakhir adalah versi 0.9.6.1 yang mendukung PHP 5.3, 5.2, dan 5.1. Cara instalasinya sebagai berikut;
apt-get update && apt-get upgrade && apt-get install php5-dev
Sekarang download eAccelerator di situsnya http://eaccelerator.net/ (atau dari blog saya ini, karena situs resminya sering down) dan install dengan cara;
cd /usr/src wget https://ariw.net/files/eaccelerator-0.9.6.1.zip
unzip eaccelerator-0.9.6.1.zip
cd eaccelerator-0.9.6.1 phpize
./configure make make install
Berikutnya kita integrasikan eAccelerator dengan PHP5. Pada Debian Squeeze (seharusnya pada versi Debian lainnya pun sama) konfigurasi untuk modul PHP terletak di direktori /etc/php5/conf.d/
Buat eaccelerator.ini file;
cd /etc/php5/conf.d/ touch eaccelerator.ini
dan isikan parameter-parameter berikut di dalamnya;
extension="eaccelerator.so"
eaccelerator.shmsize="16"
eaccelerator.cachedir="/var/cache/eaccelerator"
eaccelerator.enable="1"
eaccelerator.optimizer="1"
eaccelerator.checkmtime="1"
eaccelerator.debug="0"
eaccelerator.filter=""
eaccelerator.shmmax="0"
eaccelerator.shmttl="0"
eaccelerator.shmpruneperiod="0"
eaccelerator.shmonly="0"
eaccelerator.compress="1"
eaccelerator.compress_level="9"
sekarang buat direktori /var/cache/eaccelerator dan setting supaya writeable;
mkdir /var/cache/eaccelerator chmod 777 /var/cache/eaccelerator
langkah terakhir adalah restart webserver;
/etc/init.d/lighttpd restart
Kita bisa mengecek apakah eAccelerator sudah terintegrasi atau belum dengan execute perintah;
php -v
dan jika eAccelerator sudah berjalan dengan sempurna, hasilnya kurang lebih akan seperti ini;
PHP 5.3.3-7+squeeze1 with Suhosin-Patch (cli) (built: Mar 18 2011 17:22:52) Copyright (c) 1997-2009 The PHP Group Zend Engine v2.3.0, Copyright (c) 1998-2010 Zend Technologies with eAccelerator v0.9.6.1, Copyright (c) 2004-2010 eAccelerator, by eAccelerator